Semenjak pindah tinggal di Ungaran, anak saya Ikhsan sekolah di Paud/TK alam Saung Ungaran. Awalnya saya tertarik dengan TK itu setelah melihat blog/website yang direkomendasikan adik saya Jihad. Saya belum tahu apakah di Pontianak sudah ada TK seperti itu atau belum, yang pasti di Ungaran baru ada satu TK Alam.
Seingat saya, dulu ketika di Pontianak Ikhsan agak tidak begitu bersemangat ketika berangkat ke sekolah. Meski bukan saya yang setiap hari mengantarnya ke sekolah, namun beberapa kali saya mengantarnya, ia selalu saja takut kalau ditinggal ibunya. Ia tidak mau masuk kelas dan bahkan menangis. Awalnya saya kira ini hal yang wajar. namanya anak kecil.
Setelah Ikhsan masuk ke TK Alam, ia lebih bersemangat ke sekolah. Ia cerita, pertama kalinya ia masuk TK, ia sudah ikut flaying fox. Meski awalnya takut, akhirnya ia mau naik juga. sluruuuut, meluncur. Ia senang sekali.
Ternyata, palajaran dan kurikulum TK/SD alam berbeda sekali dengan TK/SD atau sekolah pada umumnya. Pendekatan pembelajarannya lebih ditekankan pada pendekatan pada alam, praktik lapangan, bermain sambil belajar. Seperti yang diceritakan gurunya anak-anak TK, pelajaran tiap harinya diantaranya adalah berkebun, rujakan, jalan-jalan disawah, berenang, memasak hasil kebun, dan kegiatan alam lainnya. Tak hanya itu, bagi anak-anak yang mau mereka diperbolehkan berdagang di sekolah saat jam istirahat. Di dalam TK/SD tidak menyediakan kantin. (sebenarnya konsep awalnya setiap murid diarahkan untuk berdagang secara bergantian, praktiknya tidak setiap murid/orang tua mereka rajin menyediakan makanan/minuman untuk didagangkan).
Di Saung, satu kelas maksimal berisi 10 orang. (satu guru bertanggung jawab pada 10 orang). Jadi masing-masing murid benar-benar diperhatikan oleh gurunya.
Pada kenyataannya seperti yang sering diceritakan adik saya, murid-murid yang disekolahkan di Saung beberapa diataranya yang memiliki karakter dan kepribadian unik. Unik disini karena punya latar belakang yang lain dari yang lain. Ada yang pemurung karena mengelami depresi akibat masal lalunya, ada yang sampai SD kelas 4 kurang bisa membaca namun cepat dalam menghitung, dan berbagai macam keunikan lainnya. Setiap sabtu, para guru selalu berkumpul untuk membahas cara menangani para muridnya. Adik saya pernah bilang, "Di Saung lah aku pernah bertemu dengan berbagai macam karakter anak, dari yang normal sampai yang unik". Di TK/SD lain biasanya tak mau menerima orang-orang "unik" ini. mereka cenderung tertinggal atau sering buat masalah dengan teman-temannya.
Disini saya hanya berbagi tentang pengalaman saya dan anak saya. Saat ini anak saya yang masih duduk di TK kecil sudah mulai saya didik berwirausaha. Awalnya dia sendiri yang mau, mungkin karena ia tahu ibunya biasa berdagang. Ia ingin berdagang juga di sekolah.
Mendidik anak berwirausaha sejak dini itu menurut saya sangat penting. Berwirausaha itu butuh mental yang kuat dan keberanian yang tinggi. "haram" hukumnya bagi saya melarang anak untuk tidak "berusaha" hanya karena alasan gengsi. Salah, jika orang tua selalu mendoktrin anak dengan ketakutan-ketakutan yang bersifat duniawi. Anak hanya boleh takut pada Allah. Itu saja.
Semoga kita termasuk orang tua yang mendukung dan mendidik perkembangan jiwa dan mental anak kita. Karena anak adalah investasi yang tak ternilai harganya. Jangan kita merusak hidup anak kita karena kesalahan didik kita. Mari kita belajar, dan belajar terus menjadi orang tua yang baik, agar anak kita bisa melihat dunia dengan indah dan semangat tinggi menjadi sebaik baik manusia. Amin.

Mba, anaknya masi lanjut di saung ungaran?
BalasHapus